Oleh Dr Purwadi M.Hum, Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara, LOKANTARA
Raden Ajeng Sukaptinah adalah putri Bupati Pamekasan Kanjeng Adipati Cokrohadiningrat.
Kelak menjadi Permaisuri Sinuwun Paku Buwono IV, raja Surakarta Hadiningrat yang memerintah tahun 1788 sampai 1820. Raden Ajeng Sukaptinah bergelar Kanjeng Ratu Kencono Wungu atau ratu Handoyowati. Posisi yang tinggi dan terhormat.
Generasi muda harus menghormati jasa leluhur. Sebagai Permaisuri raja Surakarta Hadiningrat, beliau cukup sukses melakukan pembangunan di segala bidang. Keturunannya juga jadi orang hebat. Dua putranya jadi raja yang terkenal. Yaitu Sinuwun Paku Buwono V memerintah tahun 1820 sampai 1823. Putra kedua yaitu Sinuwun Paku Buwono VII yang memerintah tahun 1830 sampai 1858. Tari Ludiro Madu merupakan tari sakral yang diciptakan untuk menghormati Raden Ajeng Sukaptinah. Beliau berjasa mendirikan Kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Timur setelah tahun 1800.
Sejarah telah mencatat dengan tinta emas. Raden Ajeng Sukaptinah itu Pahlawan besar dari Madura. Pernah menjadi komisaris pelabuhan Tanjung Perak dan Tanjung Emas. Punya pabrik garam Kalianget, usaha ukir ukiran Jepara, pabrik trasi Lasem Rembang dan pabrik kecap Purwodadi. Sukaptinah istri raja yang kaya raya.
Kebanggaan yang utama. Raden Ajeng Sukaptinah leluhur warga Madura yang telah mengharumkan nama ibu pertiwi. Beliau mewariskan keteladanan, keutamaan dan kebajikan. Jasmerah, jangan sekali kali meninggalkan sejarah.
Yogyakarta, 25 Juli 2020.
Purwadi hp 087864404347
Tidak ada komentar:
Posting Komentar